Senin, 18 September 2017

Visi dan Misi Menjadi Pengusaha Muslim

Visi dan Misi Pengusaha


Pembahsan kita dibagian ini adalah Visi Misi seorang pengusaha. Visi ini menjadi saripati dari semua hal yang bersifat dasar dari yang kita sebelumnya. Apa yang menjadi Visi Misi kita menunjukan seberapa jauh pemahaman kita tentang konsep Pengusaha dan tujuan atau arah kemana kita menuju ketika benar-benar menjadi pengusaha.

Visi misi Pengusaha ini punya stratanya, tingkatan-tingkatannya. Visi misi tertinggi dari menjadi pengusaha adalah untuk menegakkan kalimat Allah. Lalu kemudian bermanfaat bagi manusia, bagi sesama dan alam. Tapi apa turunan visi misi ini? Bolehlah misalkan diringkas menjadi "Khoirunnas, anfauhum linnas" sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya buat manusia yang lain. Ini Hadist dari Rasulullah SAW.

Jadi, visi kita untuk jadi pengusaha, jika diurutkan akan menjadi :
  • pertama, visi misi kita adalah Allah
  • kedua adalah Rasulullah Saw
  • ketiga adalah ibu dan ayah (orang tua)
  • keempat adalah keluarga (istri, anak-anak)
  • kelima adalah alam semesta, ini bisa berarti manusia yang lain dan lingkungan 

"Ada nggak visi misi supaya jadi orang kaya disini?" Kalau kita kembali pada pembahsan di bab sebelumnya, visi kita bukan pengen kaya. Kalau saudara menjadi pengusaha pengen kaya, nanti visi yang disebutkan tadi tidak ada, maka Ust. Yusuf Mansur memberi tambahan walaupun dengan kalimat "sekedar".

"Kita jadi pengusaha bukan "sekedar" pengen kaya", nah ini yang bener. Bukan sekedar pengen kaya. Jadi karyawan bukan sekedar pengen gaji. Nah, kalau pakai "sekedar" kita pun mengincar kekayaan, kalau kita kerja, kita pun mengincar gaji, tapi tidak berkonsentrasi pada kekayaan dan gaji tadi, tap ada amal-amal sholehnya.

Semua diantara saudara pengen masuk surga dan tidak mau masuk neraka, ini juga bisa dijadikan visi misi. Visi misi itu adalah suatu dorongan yang membuat saudara bisa melakukan sesuatu yang ingin saudara lakukan dalam keadaan yang terhormat, mulia, dan tinggi. Itulah mengapa visi yang pertama adalah saudara berbuat untuk Allah.

Apa terjemahannya? Saya ingin jadi pengusaha yang bisa melaksanakan kewajiban kepada Allah sebaik-baiknya. Kesempatan saudara untuk berbakti kepada Allah, insya Allah terbuka lebar sekali dengan saudara menjadi pengusaha. Ust. Yusuf Mansur mengingatkan kita bahwa ketika kita ingin kaya, saudara tidak tidak usah jadi pengusaha juga bisa kaya, asal saudara dekat dengan yang Maha Kaya yakni Allah Azza Wa Jala.

Kemudian visi kedua adalah Rasulullah Saw, apa terjemahannya? Beliau (Ust. Yusuf Mansur) sering bilang pada teman-teman komunitas pengusaha bahwa menjadi seorang pengusaha itu kadang-kadang lebih baik dari pada seorang usrtadz. Kapan seorang pengusaha bisa lebih baik dari seorang ustadz? Manakala dia bisa berdakwah dalam kapasitasnya sebagai pengusaha.

Contohnya, menurut penuturan Ust. Yusuf Mansur, saya sebagai ustadz, saya misalkan masuk ke pabrik X, lalu saya sampaikan kepada pabrik X ini. "Para karyawan yang dirahmati Allah, saudara harus bersedekah, keluarkanlah 2,5% minimal, kalau perlu 10%, kalau perlu lagi berikanlah Allah porsi yang lebih banyak daripada saudara, misalkan Allah 60% saudara 40%." Tapi saya ini ngomong cuma ngomong, tidak ada daya paksanya. Saya ke pabrik Y, lalu saya bilang ke mereka semua, "Kerja ya kerja, tapi jangan lupa baca al-Qur'an, kerja ya kerja, mbok ya pagi-pagi dhuha." Maka itu judulntya hanya himbauan.

Tapi kalau saudara adalah owner dari pabrik itu, sauadara adalah pemilik dari kantor itu, saudara tinggal berdiri saja lalu saudara sampaikan pada seluruh karyawan, "Saudara-saudara yang saya cintai karena Allah, kita akan membiasakan diri untuk shalat dhuha, mulai besok absen saudara diawali dari shalat dhuha. Shalat dhuha saya bikin sebagai salah satu SOP wajib dikantor ini. Yang tidak shalat dhuha berarti dianggap tidak ada absennya. Ada diantara saudara-saudara yang tidak setuju? jika ada, ini surat pengunduran dirinya."

Ustadz, boleh tuh begitu? Ya Boleh! menurut Ust. Yusuf Mansur, kalau saudara punya tangan, punya kekuatan, ya bikin dong dengan kekuasaan yang Allah berikan kepada saudara semua. Saudara Gubernur?, saudara Walikota?, Saudara Camat?. Bismillah, dengan apa yang Allah berikan, kekuasaan yang Allah teteskan kepada saudara seorang Gubernur, sebagai seorang menteri, Walikota, Camat, maka pakai itu untuk kehidupan yang dimana hukum Allah berlaku didalamnya. Begitu juga seorang pengusaha.

Untuk menjadi seorang pengusaha, proposal pengusaha saudara ini bakal dilihat oleh Allah. Allah yang tahu hati seseorang, Allah yang tahu apa yang ada dipikiran kita, apa yang menjadi motivasi kita, apa yang menjadi nawaitu kita, itu semua Allah ngerti. Karena Allah ngerti, Allah faham, tunjukan bahwa kita menjadi pengusaha karena kita ingin nyenengin Allah dan Rasulnya. Kita ingin membawa visi misi Allah dan Rasul-Nya, kita ingin membawa ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Kita bilang sama Allah, "Ya Rabb, kalau nanti saya punya usaha (atau buat yang sudah jadi pengusaha), Bismillah, saya mau ngadain shalat berjamaah ni di kantor saya."


Sumber:
Tausiyah Ustadz Yusuf Mansur
Yusufmansur.com
Fathbinen.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar