Sabtu, 04 Juni 2016

Program Beasiswa Magister dan Doktor

Program Beasiswa Magister dan Doktor merupakan program beasiswa di dalam negeri maupun luar negeri yang bertujuan menyiapkan pemimpin bangsa dan profesional untuk menjadi lokomotif kemajuan Indonesia.
Diperuntukkan bagi putra-putri terbaik bangsa Indonesia, beasiswa ini difokuskan pada 6 (enam) bidang keilmuan yang menjadi prioritas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendukung program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI), meliputi teknik, sains, pertanian, akuntansi/ keuangan, hukum dan agama.
A. Persyaratan Khusus
1) Telah menyelesaikan dan memperoleh gelar akademik:
    a. Sarjana / Sarjana Terapan untuk pelamar program Magister
    b.Magister untuk pelamar program Doktor
2) Usia maksimum bagi pelamar beasiswa pada saat penutupan pendaftaran adalah:
    a. 35 (tiga puluh lima) tahun untuk program Magister
    b. 40 (empat puluh) tahun untuk program Doktor
3) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum adalah:
   a. 3,00, pada skala 4, untuk lulusan Sarjana yang akan studi Magister
   b. 3,25, pada skala 4, untuk lulusan Magister yang akan studi Doktor
4) Kemampuan penguasaan bahasa asing:
    a. TOEFL ITP minimal 500 untuk studi pada program Magister/Doktor di perguruan tinggi dalam   negeri.
    b. TOEFL PBT minimal 550 atau yang setara untuk studi pada program Magister/Doktor di   perguruan tinggi luar negeri dan/atau telah memiliki Letter of Acceptance (LOA).
    c. Untuk pelamar yang memilih program studi Magister atau Doktor luar negeri yang tidak            menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar akademiknya, dapat menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan berbahasa asing yang berlaku di perguruan tinggi tersebut.
5) Memahami dan menyetujui persyaratan dan ketentuan beasiswa sebagai berikut:
    a. menyelesaikan studi maksimal dalam 2 (dua) tahun untuk program Magister, sesuai masa
        studi yang berlaku;
   b. menyelesaikan studi maksimal dalam 4 (empat) tahun untuk program Doktor, sesuai masa
       studi yang berlaku.

Sumber:
www.lpdp.depkeu.go.id

Jumat, 03 Juni 2016

Dahsyatnya Keajaiban Sholat Berjamaah di Awal Waktu





Sholat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah baligh. Ada 2 macam cara melaksanakan sholat baik sholat sunnah dan wajib yaitu shalat sendirian (munfarid) atau berjamaah. Masing-masing memiliki keajaiban di dalamnya. Khususnya shalat berjamaah memiliki keutamaan yang lebih dibanding shalat sendiri. Apalagi jika kita bisa konsisten melaksanakan shalat berjamaah di masjid di awal waktu dan bahkan jika kita sungguh-sungguh melaksanakannya ikhlas karena Allah maka akan kita dapati banyak keajaiban luar biasa yang dapat merubah hidup menjadi lebih baik. Salah satu bukti keajaiban tersebut adalah salah satu kisah nyata penuh ibrah yang akan disampaikan dalam penjelasan tulisan ini. Diantara keajaiban dan keutamaan sholat berjamaah di awal waktu adalah sebagai berikut.
1)      Shalat berjamaah memiliki keutamaan mendapatkan pahala 27 derajat lebih banyak dibanding shalat sendirian.
2)      Orang yang melakukan shalat berjamaah akan mendapat ampunan dosa dari setiap langkahnya menuju masjid.
3)      Orang yang menjaga shalat berjamaah selama 40 hari hingga tidak pernah tertinggal dari takbiratul ihram imam, maka dia akan mendapat penjagaan dari Allah dari melakukan  kemunafikan sehingga di akhirat kelak akan terbebas dari siksa neraka.
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan di kitab Shahih Al Jami’ II/ 10894)
4)      Orang yang melaksanakan sholat isya’ secara berjamah maka ia seperti sholat malam separoh malam dan  yang melaksanakan sholat subuh berjamaah maka ia seperti sholat malam satu malam penuh.
5)      Sholat berjamaah menunjukkan kuatnya agama atau keimanan seseorang. Dari itu diharapkan sebagai seorang muslim penuh semangat untuk melaksanakan shalat dengan cara berjamaah.
6)      Keutamaan sholat subuh berjamaah dijadikan sebagai suatu syahadah (kesaksian, bukti) dari Allah, khususnya bagi orang yang konsisten menjaganya. Karena, sholat Subuh disaksikan oleh para malaikat yang mulia, selain para malaikat yang turut menyaksikan sholat sholat lainnya , yaitu sholat Subuh dan Ashar.
7)      Shalat berjamaah dapat menguatkan rasa persaudaraan sesama muslim.
8)      Dengan menjaga sholat wajib berjamaah awal waktu, apalagi dilakukan di masjid ternyata dapat mendatangkan keajaiban berupa keberkahan luar biasa yang tidak pernah terbayang sebelumnya.
Dibuktikan dengan kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya kisah seorang tukang becak yang konsisten lebih memilih menjaga sholat berjamaah awal waktu di masjid tanpa takut kehilangan uang dari kesempatan narik becak. Akhirnya mendapat berkah luar biasa yang tak disangka dari seorang Ibu Pengusaha yang menangis karena merasa tersadarkan oleh ketakwaan dan keyakinan beliau yang lebih memilih shalat berjamaah awal waktu di masjid ketimbang melanjutkan narik becak yang ditumpangi ibu tersebut. Bahkan rela tidak dibayar asal bisa shalat jamaah awal waktu di masjid. Dari sini, sang ibu pengusaha dan suaminya yang juga pengusaha sadar akan tingkat ketakwaan dan keyakinan akan janji Allah tidaklah setinggi Bapak tukang becak. Pada akhirnya Ibu pengusaha menghadiahkan kepada Bapak tukang becak uang 1 juta sebagai ongkos narik becak dan juga menghadiahi ibadah haji gratis. Sedang suami Ibu pengusaha menghadiahinya mobil angkot untuk pekerjaannya.
        Subhanallah, itu adalah kisah nyata penuh hikmah yang betul terjadi. Harapannya agar menjadikan kisah tersebut sebagai inspirasi dan semakin yakin dengan janji Allah. Dengan mengetahui keajaiban dan keutamaan shalat berjamaah diawal waktu, semoga bisa menjadikan kita lebih bersemangat untuk berusaha konsisten melaksanakan shalat wajib 5 waktu berjamaah di awal waktu dan lebih bagus lagi dapat melakukannya di masjid.

Semoga bermanfaat !

Sumber:

Minggu, 29 Mei 2016

4 Persiapan Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan

 
 



“Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan” (HR. Ahmad & At-Tabrani)
Alhamdulillah, syukur kita kepada Allah atas nikat iman, islam dan sehat yang diberikan. Tidak terasa bulan suci, bulan magfirah, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang didalamnya terdapat lailatul qadr yang dinanti-nanti sudah dihadapan mata.
Sebagai umat Islam sudah seharusnya kita memperkuat ikhtiar persiapan diri dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan atau yang biasa kita kenal dengan istilah tarhib Ramadhan.
Di lingkungan kita, pada saat menjelang bulan Ramadhan, terdapat tradisi unik untuk mengungkapkan kebahagiaan luar biasa. Apapun kegiatannya, yang jelas itu semua adalan bentuk ungkapan kegembiraan menyambut Ramadhan. Jika kita bisa bergembira menyambut Ramadhan, maka seharusnya kita bisa lebih bergembira dan semangat lagi kalau Ramadhan tersebut telah datang.

Lalu, persiapan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyambutnya?

1)  Persiapan Ruhiyah. 
    Rasulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan alias tarhib Ramadhan. Beliau melakukan tarhib Ramadhan jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Pada bulan Sya’ban, Rasulullah saw pun semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya. Beliau saw, misalnya, tidak pernah melakukan puasa sunah sebanyak yang dilakukan di bulan Sya’ban.
Ibadah lain juga harus dipersiapkan seperti perbanyak tilawah, qiamullail, shalat fardhu bejamaah di masjid, al-ma’tsurat pagi dan petang. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya’ban adalah masa warming up sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu sudah menjadi hal yang biasa.
Orang sadar maupun yang tersadarkan memahami bahwa mempersiapkan keimanan itu bukan hanya pada bulan Sya’ban ini saja. Tetapi dipersiapkan disetiap hari, namun pada momentum ini diharapkan untuk meningkatkan persiapannya. Bulan Sya’ban ini juga bisa dikatakan sebagai bulan batu loncatan untuk optimalisasi ibadah di bulan Ramadhan nanti.
2) Persiapan Jasadiyah. 
    Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan sya’ban ini mari persiapkan fisik seperti olah raga teratur, membersihkan rumah, makan-makanan yang sehat dan bergizi dan istirahat yang cukup.
3) Persiapan Maliyah. 
    Persiapan harta ini bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Mempersiapkan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.
4) Persiapan Fikriyah. 
   Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal ilmu dan wawasan yang benar tentang Ramadhan. Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
Mempelajari kembali ilmu yang berkaitan dengan ibadah puasa, setidaknya mencakup empat ilmu: 
1. Fadha`ilu Ash-Shiyaam (keutamaan puasa), agar kita memiliki motivasi yang kuat dalam menunaikan ibadah puasa. 
2. Hikamu Ash-Shiyaam (hikmah puasa), agar kita mengerti maksud Allah dalam mensyariatkan ibadah puasa. 
3. Ahkaamu Ash-Shiyaam (hukum-hukum puasa), agar kita faham sah atau tidaknya ibadah puasa kita. 
4. Aadaabu Ash-Shiyaam (etika puasa), agar pahala puasa kita tidak hilang atau berkurang, dan agar kita semakin dapat memaksimalkan raihan pahala di bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, ketika orang mau beramal tentulah harus mempunyai ilmu, jika tidak bisa-bisa akan menjadi banyak kerusakan. Cara untuk mempersiapkan ini antara lain dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntutan Rasulullah SAW, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan berbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa juga penting untuk dipersiapkan
Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. 

Demikian tips persiapan untuk menyambut bulan ramadhan, semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bishawab..

Sumber: