Bila waktu
maghrib tiba, orang berpuasa disunnahkan segera berbuka (ifthar), tanpa
menunda-nunda terlebih dahulu. Dalam berbuka puasa kita disunnahkan untuk
mengawalinya dengan kurma, air, atau minuman yang manis-manis.
Rasulullah
SAW bersabda:
“Jika kamu
berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, berbukalah dengan air karena
air itu suci (bersih atau steril).” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Anjuran ini
ternyata erat kaitannya dengan kesehatan jasmani. Buah-buahan dan minuman yang
manis merupakan bahan bakar siap pakai yang dapat segera diserap oleh tubuh
untuk memulihkan tenaga setelah seharian tubuh tidak disuplai oleh makanan dan
minuman. Yang dimaksud siap pakai disini ialah cepat meresap ke dalam tubuh,
terutama otak, sehingga energi otak akan meningkat.
Glukosa (zat
gula) yang terkandung di dalam buah-buahan dan minuman yang manis merupakan
sumber energi utama yang dapat menggerakkan susunan saraf pusat. Glukosa
efektif dibutuhkan ketika tubuh memerlukan masukan energi yang diperlukannya.
Kurma
dipilih sebagai menu pembuka ifthar karena kandungan kurma sangat luar
biasa. Menurut penilitian ilmu kedokteran, sebiji kurma mengandung 70-87% zat
gula (glukosa), 2% protein, 2-3% lemak, dan sisanya magnesium, sodium,
butasium, zat besi, kalsium, plus vitamin A, B1, B2 dan D. Kurma mengandung
serat dan keadaannya tidak terkontaminasi oleh proses kimia, alami dan bebas
kolesterol.
Kurma
berkhasiat menambah ketahanan tubuh dari rasa panas, menguatkan badan,
melancarkan buang air kecil, menolak racun, menyembuhkan liver, sakit perut,
membunuh cacing, dan menambah kesehatan badan. Apalagi jenis kurma istimewa
yang disebut dengan kurma ajwa sangat diakui khasiatnya. Rasulullah SAW sering
mengkonsumsi kurma jenis ajwa ini.
Dianjurkan
mengkonsumsi buah kurma hanya tiga butir, juga mengandung makna kesehatan.
Dengan hanya mengkonsumsi tiga butir kurma, maka lambung terhindar dari
keterkejutan. Selama kurang lebih 14 jam lambung tidak disuplai makanan dan minuman,
jika tiba-tiba kemasukan makanan dan minuman dalam jumlah banyak akan
menimbulkan keterkejutan yang berefek kurang baik bagi kesehatan. Karena itu,
Rasulullah SAW membiasakan berbuka dengan tiga butir buah kurma lalu berangkat
menunaikan shalat maghrib. Baru setelah itu dilanjutkan dengan makan.
Pada waktu
melanjutkan buka puasa usai shalat maghrib ini, makanan perlu diusahakan
memenuhi unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh, meliputi enam jenis zat gizi, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air, dengan tetap
memperhatikan porsi yang seimbang, seperti dikutip dari Puasa Menuju Sehat
Fisik dan Psikis.