Jumat, 31 Juli 2015

Ayo Menulis !



 
Inspirasi dan motivasi adalah sumber kekuatan yang mampu membuat kita berhijrah kepada suatu keadaan yang lebih baik.
Inspirasi bisa kita dapatkan dari kisah inspiratif seorang tokoh atau orang-orang disekitar kita.
Bahkan sebuah tulisan fiksi sekalipun akan mampu menjadi sebuah sumber inspirasi dan motivasi.
Tulisan fiksi berupa novel atau cerpen bisa jadi mampu menggerakkan kita untuk meneladani sisi positif dari cerita yang disampaikan oleh penulis.
Betapa bahagia dan bangganya menjadi penulis yang mampu menginspirasi dan memotivasi banyak orang lewat tulisan. Betapa bahagianya ketika mampu menjadi penulis yang dapat memberikan pencerahan kepada pembacanya. Betapa bahagianya ketika kita bisa menulis dengan hati dengan niat berbagi tanpa ada maksud menggurui. Dengan tulisan kita akan meninggalkan karya yang akan diingat oleh orang lain. Siapapun bisa menjadi penulis, selama kita memiliki niat dan motivasi yang kuat. Semoga kita selalu bersemangat menjadi generasi yang dapat menuangkan ide dalam bentuk tulisan yang bermanfaat.
Menulislah dari sekarang dan lihat apa yang akan terjadi !


Oleh: Zenik

Kamis, 16 Juli 2015

Ucapan Selamat pada Hari Raya Idul Fitri yang Sesuai Ajaran Rasulullah



Bagaimana ucapan selamat pada Hari Raya Idul Fitri yang benar?


Dari minal aidin wal faizin sampai ke taqobbalallahu minna wa minkum
 
a) Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Ucapan yang tersebar di Indonesia, “Minal aidin wal faizin.” Ucapan ini tidak diriwayatkan dari para sahabat maupun ulama setelahnya. Ini hanyalah ucapan penyair di masa periode Al-Andalusi, yang bernama “Shafiyuddin Al-Huli”, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita di hari raya. (Dawawin Asy-Syi’ri Al-‘Arabi ‘ala Marri Al-Ushur, 19:182)
 “Minal ‘Aidin wal Faizin” Arti dari ucapan tersebut adalah “Kita kembali dan meraih kemenangan”. Ini suatu kalimat yang rancu. Kita mau kembali ke mana? Apa pada ketaatan atau maksiat? Jika mengandung dua makna seperti ini hendaknya ditinggalkan. 

Satu hal lagi yang mesti dipahami, makna “Minal ‘Aidin wal Faizin” adalah sebagaimana yang kami sebutkan di atas. Dan bukan maknanya adalah “Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Setiap kali ada yang ucapkan “Minal ‘Aidin wal Faizin” lantas diikuti dengan kalimat “Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Dikira artinya adalah kalimat selanjutnya. Ini sungguh keliru. Ini pemahaman orang yang tidak paham bahasa Arab. Semestinya hal ini diluruskan. Makna kalimat “Minal ‘Aidin wal Faizin” adalah “Kita kembali dan meraih kemenangan”. Namun sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru. Sehingga sudah sepantasnya kita hindari. 

Mohon Maaf Lahir Batin 

Satu catatan pula yang mesti diperhatikan, tidak ada pengkhususan di Idul Fithri untuk saling maaf memaafkan. Semacam sering kita dengar tersebar ucapan “Mohon Maaf Lahir dan Batin” saat Idul Fithri. Seolah-olah saat Idul Fithri hanya khusus dengan ucapan semacam itu. Ini sungguh salah kaprah. Idul Fithri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan. Waktu untuk saling memohon maaf itu luas. Ketika berbuat salah, langsung meminta maaf, itulah yang tepat. Tidak mesti di saat Idul Fithri. Karena jika dikhususkan seperti ini harus butuh dalil dari Al Qur’an dan Al Hadits. Buktinya, tidak ada satu dalil yang menunjukkan seperti ini.

b)  Taqobbalallahu minna wa minkum
 
Lafal ucapan selamat Idul Fitri yang disarankan para ulama
Dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, “Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila saling bertemu pada hari raya (Idul Fithri atau Idul Adha, pen) saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minkum” (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian). (Sanadnya hasan; Fathul Bari, 2:446)

Ibnu habib mengatakan, “Yang semisal dengan ini adalah ucapan sebagian orang ketika id,
مُبَارَكٌ عِيدٌ (Id yang diberkahi), أَحْيَاكُمُ (Semoga Allah memberi keselamatan bagimu), dan semisalnya. Tidak diragukan, bahwa ini semua diperbolehkan.” (Al-Fawakih Ad-Dawani, 3:244)
Imam Malik ditanya tentang ucapan seseorang kepada temannya di hari raya, “Taqabbalallahu minna wa minkum,” atau “Ghafarallahu lana wa laka.” Beliau menjawab, “Saya tidak mengenalnya dan tidak mengingkarinya.” (At-Taj wal Iklil, 2:301)

Syekhul Islam mengatakan, sebagai jawaban atas pertanyaan yang ditujukan kepada beliau, “Ucapan selamat di hari raya antara satu sama lain setelah shalat id (taqabbalallahu minna wa minkum atau ahalallahu ‘alaika dan semacamnya) maka ucapan ini diriwayatkan dari beberapa sahabat bahwa mereka melakukannya. Sebagian ulama, seperti: Imam Ahmad dan yang lainnya, juga memberi keringanan ….” (Majmu’ Fatawa, 5:430)

c)  Hukum mengucapkan selamat hari raya
 
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat hari raya? Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?”
Beliau rahimahullah menjawab, “Ucapan selamat ketika hari raya ‘ied dibolehkan. Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa).”

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum jabat tangan, saling berpelukan dan saling mengucapkann selamat setelah shalat ‘ied?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Perbuatan itu semua dibolehkan. Karena orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri pada Allah. Ini hanyalah dilakukan dalam rangka ‘adat (kebiasaan), memuliakan dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. Sebagaimana para ulama katakan, ‘Hukum asal segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya”

Dari penjelasan di atas, berarti ucapan selamat hari raya bisa dengan ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum”, “Selamat Hari Raya”, dan lainnya. Ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” pun tidak dikhususkan saat Idul Fithri, ketika Idul Adha dianjurkan ucapan semacam ini sebagaimana kita dapat melihat dalam penjelasan berbagai riwayat di atas.


Sumber:
1    1) Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dalam Artikel www.muslim.or.id
      2) Ustadz Ammi Nur Baits dalam artikel www.KonsultasiSyariah.com


Selasa, 14 Juli 2015

Keuntungan Menguasai TOEFL / IELTS

Sumber: msmbainusa.com

Apa saja keuntungan menguasai TOEFL / IELTS ?
Skor TOEFL dan IELTS sering digunakan untuk mengetahui tingkat kemahiran berbahasa Inggris seseorang. TOEFL (Test of English as a Foreign Language) secara umum lebih berorientasi pada American English, sementara  IELTS (International English Language Testing System) orientasinya lebih kepada British English. Keduanya berlaku secara internasional, tergantung berapa nilai skor yang bisa diraih, lembaga pelaksana, dan tentunya memenuhi syarat yang ditetapkan Universitas, Instansi /Perusahaan.


Selain TOEFL dan IELTS, ada pula TOEIC (Test of English for International Communication). TOEIC biasa digunakan untuk mereka yang mencari pekerjaan. Tes satu ini sengaja dirancang untuk mengukur kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris sehari-hari di lingkungan kerja yang bersifat global. Bagi anda yang ingin bekerja.

TOEFL, IELTS dan TOEIC memiliki parameter tes berbeda. Bagi Anda yang sedang mengejar kuliah di luar atau lagi memburu beasiswa luar negeri, pilihannya adalah TOEFL atau IELTS. Pastikan skor TOEFL atau IELTS yang Anda raih memenuhi syarat masuk universitas, atau jika Anda melamar beasiswa skor tersebut mencapai batas minimal yang ditetapkan penyelenggara. 

Skor TOEFL biasanya digunakan sebagai syarat utama penjenjangan karier seseorang ataupun syarat suatu rekruitmen. Pada umumnya orang mengikuti test TOEFL dengan beberapa alasan berikut:
  1.  Sebagai salah satu syarat kelulusan dari suatu universitas, contoh yang saya alami di kampus sewaktu mau lulus S1.
  2. Sebagai salah satu syarat beasiswa study dari S1 ke S2 atau S3 pada sebagian besar universitas baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama yang menggunakan bahasa pengantar kuliah bahasa Inggris, TOEFL ini merupakan salah satu syarat utamanya.
  3. Sebagai salah satu syarat rekruitmen karyawan BUMN / Perusahaan, CPNS Kementrian tertentu.
  4. Ingin mengikuti short course program oleh badan-badan atau yayasan-yayasan luar negeri di bidang tertentu. contoh program pelatihan intermediasi teknologi ke Jerman yang diadakan oleh kementrian Ristek mensyaratkan skor TOEFL bagi para pendaftar.
  5. Ingin menduduki jabatan struktural tertentu di instansi pemerintahan atau jabatan penting di perusahaan swasta tertentu, dimana TOEFL digunakan sebagai salah satu syarat dalam rekruitmen ataupun penjenjangan karier.
  6. Akhir-akhir ini ada beberapa SMA tertentu di Indonesia telah memberikan TOEFL-like test bagi siswa yang akan menyelesaikan study-nya.
Berapakah standar pencapaian skor TOEFL/IELTS agar kita memiliki peluang sukses yang lebih besar dalam rekruitmen pekerjaan, melamar beasiswa / untuk keperluan lainnya? 

Pada umumnya untuk rekruitmen pekerjaan atau melamar beasiswa, standart skor yang disyaratkan rata-rata untuk PBT TOEFL 550 – 600+, iBT TOEFL 80 -100+, dan untuk skor IELTS 6.0 – 7.0. Semakin bonafid sebuah Instansi, Perusahaan / Universitas maka standar skor TOEFL / IELTS yang diminta cenderung semakin tinggi. 

IELTS 7.0/TOEFL iBT 100 adalah satu pencapaian standar bahasa inggris yang sangat dihormati didunia internasional, baik bagi kalangan akademik maupun professional. IELTS 7.0/TOEFL iBT 100 juga menjadi  standar bahasa inggris minimum yang umumnya dipakai oleh universitas bergengsi di dunia dalam menerima mahasiswa S2 Dan S3.

Jadi, semakin tinggi skor TOEFL/IELTS yang kita peroleh maka semakin besar pula peluang kita untuk sukses dalam suatu rekruitnen pekerjaan (CPNS, BUMN, Perusahaan Swasta), melamar beasiswa S2/S3, dan penjenjangan karier.

Semoga bermanfaat..


Sumber:
1) BeasiswaPascasarjana.com
2) JimatToefl.com
3) DetikForum.com